Ketahanan Pangan Untuk Indonesia

0 Comments

 
Ada nya pandemi covid 19, tidak menutup kemungkinan bakal diikuti dengan terjadi nya bencana kelaparan. Untuk itu cukup beralasan bila Ketua MPR RI telah mengingatkan para pemangku kepentingan untuk serius membenahi sektor pangan di negeri ini. Indonesia harus memiliki kedaulatan pangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan menghindari kelaparan. Kita tidak boleh main-main dengan urusan pangan. Bahkan Bung Karno telah menegaskan bahwa urusan pangan adalah mati hidup nya suatu bangsa.
 
"Mencukupi kebutuhan pangan kepada 267 juta penduduk, sebenarnya bukanlah hal sulit. Mengingat Indonesia dianugerahi tanah yang subur untuk pertanian, laut yang luas untuk perikanan, maupun udara segar untuk perkebunan. Tak ada yang tak bisa ditanam di sini. Tinggal bagaimana kita mengelolanya secara bijak. Karena itu, gagasan Presiden Joko Widodo merealisasikan food estate dengan membuka lahan pertanian seluas 165.000 hektare di Kalimantan Tengah patut didukung."
 
Nada optimis yang dikemukakan Ketua MPR RI diatas, sudah sepatut nya kita resapkan dengan penuh perenungan yang mendalam. Ini penting dicatat. Sebab, kalau saja seluruh "mesin pembangunan" dapat berjalan sebagaimana mesti nya, maka bencana kelaparan selama pandemi covid 19 ini tidak perlu tercipta di tanah merdeka.
 
Justru yang menjadi pertanyaan adalah apakah mesin-mesin pembangunan ini telah berjalan dengan baik ? Apakah pilar-pilar pembangunan kita sudah menjalankan peran dan tanggungjawab nya dengak baik ?
 
Yang tidak kalah penting nya untuk dibahas lebih dalam lagi adalah Presiden Jokowi rasa nya tidak perlu geram jika para pembantu nya betul-betul menjalankan gagasan Korporadi Petani seperti yang dinginkan nya.
 
Inilah Tanah Merdeka. Negeri yang penuh dinamika dan lika liku kehidupan yang terkadang bertabrakan dengan akal sehat. Coba resapkan, berapa banyak kejadian yang menyayat hati dengan begitu banyak korupsi yang terjadi dimasa pandemi seperti ini . Dimana rasa kemanusian nya. Hak orang miskin kok berani diambil. Dimana jiwa Pancasila nya jika diri nya lebih mengedepankan kepentingan pribadi atau golongan nya ketimbang kepentingan bangsa dan negara ?
 
Optimisme Ketua MPR RI diatas, ternyata masih dihadapkan pada beragam persoalan manakala hal itu dikaitkan dengan tataran pelaksanaan di lapangan. Jangankan bicara kedaulatan pangan, soal swasembada, ketahanan dan kemandirian pangan pun ternyata masih memerlukan dukungan serius dari berbagai kalangan. Salah satu yang hingga kini belum terwujud dari pesan penting UU No. 18/2012 tentang Pangan adalah terbentuk nya lembaga pangan di tingkat Nasional, yang posisi nya langsung dibawah dan bertanggungjawab kepada Presiden, dan atas ijin Presiden, lembaga pangan ini dapat menjalankan fungsi koordinasi di bidang ketahanan pangan.
 
Masalah nya menjadi mendesak untuk diwujudkan setelah di ujung tahun lalu Presiden membubarkan Dewan Ketahanan Pangan. Bubar nya lembaga ad hok yang dirancang untuk mengkoordinasikan perencanaan ketahanan pangan, menjadi sinyal bahwa di tataran kebijakan kita tidak memiliki lagi kelembagaan non struktural yang merajut koordinasi antar Kementerian dan Lembaga, juga antar Pusat dan Daerah.
 
Bencana kelaparan bisa saja terjadi karena kelalaian kita. Ketidak-profesionalan penanganan masalah pangan, boleh jadi berujung dengan tragedi kehidupan yang tak diharapkan. Warning yang diungkap Ketua MPR RI sebaik nya dijadikan telaahan kuta bersama. Sebab bila kelaparan massa memang menyergap kehidupan bangsa ini, maka tak terbayangkan berapa lama kita akan mampu mengatasi nya. Terkait yang terakhir ini, mari kita  lakukan deteksi dini agar khawatiran diatas bisa segera ditanggulangi !!
 
Saat ini para pengusaha dari luar negri sedang melirik bisnis di bidang pertanian dari negara lain , mereka akan berusaha untuk sebanyak mungkin mengimport bahan baku pangan dari negara tetangga yang bisa mereka simpan dalam waktu lama , dan menahan bahan baku pangan produksi negara mereka untuk tidak mengekspor secara besar besaran ke negara lain , mereka sangat menghawatirkan dengan ketahanan dan penyediaan pangan untuk negara mereka , bahkan bisnis di bidang pertanian  menurut mereka akan menjadi primadona bagi para pengusaha disetiap negara
Pangan yang merupakan sumber dari kehidupan manusia menjadi hal yang plaing penting dalam mempertahankan hidup dan kehidupan.
 

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.